Penyusupan di laut merupakan masalah serius yang dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem maritim. Dampak negatif dari penyusupan ini dapat berdampak luas pada keberlangsungan hidup makhluk hidup di laut.
Menurut Dr. Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, penyusupan di laut dapat merusak ekosistem laut yang sudah rapuh akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. “Penyusupan di laut akan mengganggu keseimbangan ekosistem maritim, sehingga perlu tindakan yang tegas untuk mencegahnya,” ujarnya.
Salah satu dampak negatif dari penyusupan di laut adalah kerusakan terumbu karang. Menurut studi yang dilakukan oleh World Wildlife Fund (WWF), penyusupan di laut dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang hingga 70% di beberapa daerah. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena terumbu karang merupakan rumah bagi berbagai spesies laut.
Selain itu, penyusupan di laut juga dapat mengganggu migrasi ikan dan hewan laut lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan mengganggu rantai makanan di ekosistem laut. Menurut Prof. Dr. Slamet Soebjakto, ahli kelautan dari Universitas Indonesia, penyusupan di laut dapat mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies laut.
Upaya pencegahan penyusupan di laut perlu dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Peningkatan patroli laut, penegakan hukum yang tegas, serta edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem laut perlu dilakukan agar penyusupan di laut dapat dicegah.
Dengan kesadaran akan dampak negatif penyusupan di laut terhadap ekosistem maritim, diharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk menjaga kelestarian laut agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Seperti yang dikatakan oleh Ir. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, “Kita harus menjaga laut kita agar tetap lestari, karena laut yang sehat adalah kunci kehidupan bagi kita semua.”